x

Pewarah Gumi Paer ( Pembawa Kabar di Tanah Air)

Inilah cerita tentang negeri Sia (Sia Sia) di jaman yang suram dan sia-sia. Zaman ketika para penguasa korup dan pengusaha bekerjasama, bersekongkol menguasai dunia, mereka membuat aturan aturan yang mengacaukan tatatan hidup rakyatnya. Mereka menghisap segala sumber daya, termasuk daya hidup rakyatnya.

Mereka tak pernah berpikir… pra laraning pati… pira laraning gesang durung mati mas pangeran.. (mereka tak pernah berpikir betapa sengsaranya jika nanti akan mati…betapa sengsaranya bila menderita sebelum kematian datang) yang mereka pikirkan hanya nikmat dunia dan tak sudi melihat rakyat tercerahkan. Suara-suara penyadaran akan dibungkam, gerakan pembebasan bakal dilibas, inilah lakon Pewarah Gumi Paer ( Pembawa Kabar di Tanah Air).

Lakon sederhana ini menggambarkan bagaimana para Pewarah atau Pewarta bekerja keras menyampaikan kebenaran, menyampaikan fakta bagi publik meski kadangkala mereka bertaruh nyawa untuk sebuah informasi demi kepentingan rakyat atau publik.

Raden Umar Maye tokoh wayang kanan dan kepercayaan Jayengrane dalam wayang Sasak Serat Menaq , Dia adalah putra Jumiril Patih Mekah, Pangeran Sela Ulun, AdinOati Gurit Wesi, dan segala gelar terbaik melekat padanya, Umar Maye adalah tokoh paling disegani karena kesaktian dan kebaikannya.

Umar Maye memiliki Gegandek (sebuah tas dari bambu) yang mampu menyimpan segala kebutuhan rakyat termasuk mempu melipat dunia, dan kini dikenal dengan Dunia dalam lipatan atau genggaman.

Dalam rangkaian Rangkaian World Press Freedom Day 2021, AJI Mataram dan Sekolah Pedalangan Wayang Sasak,
berkolaborasi memberi gambaran melalui media wayang Botol dan wayang kulit, bagaimana sebenarnya jurnalis bekerja dan mengabdi demi publik.

Share